Black Angel

Kamis, 23 Juni 2011

PINTU DAN JENDELA


PINTU DAN JENDELA
A.       Pendahuluan
Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam merencanakan pintu dan jendela,
Ada 4 (empat) hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1. Matahari
Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas, sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/atau barat
2. Penerangan
Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akan memantulkan ke dalam ruangan.
3. Pemandangan
Jendela sebaiknya ditempatkan untuk memberi bingkai pada pemandangan. Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang duduk ataupun berdiri di dalam ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela membagi dua atau lebih suatu pemandangan.
4. Penampilan
Jendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumah/bangunan.

B.       Syarat Pintu Dan Jendela
Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan meliputi :
1.    Bekerja dengan aman
2.    Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang/susut (muai, melengkung)
3.    Tidak ada celah/ cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu, udara) masuk ke dalam ruangan.
4.    Kuat
5.    Minimal ada 1(satu) buah jendela dalam sebuah ruangan.

C.       Fungsi Pintu Dan Jendela
Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan
a.  Pintu
Untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar yang lain disebut sebagai pintu dalam, dan keluar masuknya orang atau barang dari ruang dalam ke ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu luar juga berfungsi membantu sirkulasi udara dan penerangan alam kedalam ruang.
b. Jendela
Untuk memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi udara dalam ruang, sehingga ruangan menjadi nyaman. Dari fungsi tersebut jendela perlu ditempatkan pada dinding yang berhubungan dengan ruang luar.
Pada jendela dengan kaca besar berfungsi untuk mewujudkan adanya hubungan antara interior dan eksterior.
c. Jendela atas/tingkap
Untuk memasukkan cahaya matahari dan membantu pertukaran udara luar dan dalam ruang, terutama pada ruang-ruang kecil yang tidak berjendela.
d. Lubang angin/ventilasi
Untuk membantu pertukaran udara luar dan dalam ruang pada saat pintu dan jendela dalam keadaan tertutup, sehingga pergantian udara tetap berlangsung.
Penempatan ventilasi yang baik adalah dengan sistem silang supaya sirkulasi udara dapat menyebar keseluruh ruangan. Baik dinding dalam maupun luar perlu adanya ventilasi, dimana penempatannya tetap memenuhi persyaratan estetika.

D.       Cara Menentukan Ukuran.
Dalam menentukan ukuran, menggunakan dasar pendekatan antara lain, fungsi dan aktifitas ruang, kapasitas ruang, kebutuhan manusia akan oksigen dan sebagainya.
a. Luas lubang penerangan/cahaya : Luas pintu dan jendela tidak masuk dalam perhitungan
1)   Untuk kamar tidur          1/6                   ×          luas lantai ruang
2)    Kamar duduk                 1/7 – 1/6          ×          luas lantai ruang.
3)    Sekolah dan kantor        1/6 – 1/5          ×          luas lantai ruang.
4)   Rumah sakit                    1/6 - 1/5           ×          luas lantai ruang.
5)   Bengkel                          1/6 - 1/3           ×          luas lantai ruang.
6)   Gudang                           1/10                 ×          luas lantai ruang
b. Luas lubang ventilasi.
Dalam penentuan lubang ventilasi luas pintu dan jendela tidak
di perhitungkan. Luas minimum lubang ventilasi adalah :
antara:
40/1 sampai dengan 10/1× luas lantai ruang.
c. Lubang kusen pintu dan jendela.
Dasar pertimbangan penentuan ukuran kusen pintu dan jendela adalah berdasarkan pada pendekatan fungsi ruang dalam suatu bangunan dan tinjauan dari aspek estetika. Ukuran yang dipakai adalah ukuran dalam, yaitu jarak tepi-tepi dalam kusen.
Menentukan Ukuran Pintu Dan Jendela
a.   Tinggi pintu
ditentukan berdasarkan tinggi orang normal 1,60 m ditambah tinggi bebas 0,40 m sampai dengan 0,60 m.
b.   Lebar pintu
ditentukan berdasarkan tempat dan fungsinya.
1)   Untuk pintu KM/WC : antara 0,60 m sampai dengan 0,70 m
2)   Kamar tidur                : 0,80 m
3)   Kamar tamu               : 1,00 m sampai dengan 1,20 m
4)   Pintu utama kantor     : sampai 3,00 m
5)   Untuk garasi, gudang : Tinggi kendaraan ditambah 0,40 s/d 0,60 m. Tinggi minimum 2,50 m. Lebar minimum 3,00 m
6)   Untuk bangunan monumental : dengan menggunakan skala monumental, disesuaikan dengan proporsi bangunannya.
c.    Tinggi Jendela
tinggi ambang atas jendela dibuat sama dengan tinggi ambang atas pintu agar tampak serasi. Tinggi ambang bawah dari kusen jendela disesuaikan fungsi ruang.
Untuk ruang tidur : 0,80 m s/d 1,20 m dari lantai. Untuk ruang tamu, keluarga : 0,20 m s/d 0,40m agar ruangan memperoleh penerangan sebanyak-banyaknya. Untuk ruang-ruan sekolah dibuat setinggi 1,30 m dari lantai agar para peserta diklat tidak dapat melihat keluar saat pelajaran berlangsung
Ukuran Kayu
Ukuran kayu yang sering dipergunakan untuk kusen : 6/12, 8/12, 8/14,10/15 dsb. Untuk ukuran yang tidak ada dalam perdagangan, harus memesan sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.
Ukuran kayu untuk daun dan panil : 3/10, 3/12, 3/30, 4/30, 2/20.


Jenis Kayu di Perdagangan
     Kayu yang dipergunakan untuk pembuat kusen maupun daun harus memenuhi persyaratan teknis diantaranya adalah : kadar lengas rendah, awet, kembang susutnya kecil, tidak banyak mata kayunya, mudah dikerjakan. Untuk kayu yang akan ditampilkan secara natural harus memiliki serat dan tekstur yang baik.
Kayu yang ada diperdagangan : Jati, kamper, bangkirai, merbau dsb.

E.       Jenis Pintu dan Jendela
Pintu dan jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bagaimana bukaannya, hal ini juga sangat erat hubungannya dengan jenis perangkat alat penggantung dan pengunci yang akan dipakai untuk melekatkan daun pintu/jendela pada rangkanya.

1.    Jenis Pintu
a.   Pintu Swing
Jenis pintu yang paling umum dan selalu digunakan di bangunan manapun adalah pintu swing atau pintu kupu-kupu, yaitu pintu biasa yang dapat membuka-menutup dengan cara didorong ke depan atau ditarik kebelakang dengan putaran satu arah maupun dua arah.
Kelebihan pintu swing :
Engsel lebih mudah dipasang dibanding pintu folding dan perawatannya lebih mudah karena tidak ada bantalan rel.
Kekurangannya :
Butuh ruang mengayunkan pintu untuk membuka pintu.

b.   Pintu Geser
Pintu model ini sering disebut juga dengan sliding door. Cara membukanya dengan menggeser pintu ke samping kanan atau kiri. Pintu geser ini biasanya digunakan pada ruang yang sempit karena tidak memerlukan ruang unntuk mengayunkan pintu seperti pintu swing. Pintu geser juga mulai banyak digunakan pada lemari pakaian. karena memberikan kesan rapih. Namun kekurangannya, pemasangannya lebih sulit dan memerlukan struktur bantalan yang kuat untuk menggantung, dan dapat merepotkan bila roda keluar dari rel pengaman. 

c.    Pintu Lipat
Pintu ini sering disebut juga dengan folding door. Cara membukanya pun tidak berbeda dengan pintu geser, yaitu dengan digeser kesamping dan menggunakan bantalan rel, namun bedanya pintunya dilipat. Jenis pintu ini biasanya sering digunakan pada ruang keluarga yang menghadap ke taman belakang  atau pada pintu garasi.
Kelebihannya :
Dapat membuka pintu lebih lebar dibanidingkan pintu swing dan pintu geser.
Kekurangannya:
Sering masuknya kotoran kedalanm rel dan membuat mekanisme pintu tidak lancar saat dibuka-tutup. Memerlukan spasi vertikal untuk tempat daun-daun pintu melipat ke dalam.

d.   Pintu Putar Otomatis
Pintu putar otomatis atau revolving door digunakan pada mall, hotel, dan gedung perkantoran. Pintu ini akan berputar secara otomatis saat terdapat gerakan orang yang hendak memasuki ruangan.
Kelebihan pintu putar otomatis:
Tetap dapat menjaga suhu yang berada di luar dan dalam ruang tidak bercampur.
Kekurangannya:
Dapat menyebabkan antrian ketika sedang ramai orang yang ingin keluar-masuk bangunan.

Memilih jenis-jenis Pintu Berdasarkan Bahan Pembuatan.
1.      Pintu Aluminium.
Ointu jenis ini biasanya dilapisi dengan warna kesukaan anda. Bisa cocok dikebanyakan desain interior kontenporer. Pintu aluminium secara umum dibuat dari bahan kaca yang dibingkai aluminium.

Keunggulannya:
Tidak memerlukan perbaikan atau perawatan cat ulang
Kekurangan:
Tidak bisa dilapisi lagi, dipastikan warna anda bila anda membeli.

2.      Pintu Kayu
Kebanyakan pintu kayu dibuat bukan dari bahan kayu solid alias padat. Beberapa pintu dibuat dengan kepadatan medium fibreboard inti. Ada juga yang dibuat dari bahan polyboard. Pilihan paling ringan adalah pintu yang menggunakan bahan inti honeycomb yang terbuat dari karton.

Keunggulan:
Sangat cocok untuk rumah yang bergaya klasik, abadi rapi dan elegan, lebih murah gaya, dan kayu stained menciptakan suasana ruangan yang hangat.
Kekurangan:
Hati-hati memilih pintu berbahan inti honeycomb yang kualitasnya buruk bisa mengurangi kekuatan dan kurang kedap suara, butuh pemeliharaan rutin seperti sering dicat dan divernis.

3.      Pintu Louvre
Pintu jenis ini mempunyai irisan-irisan horizontal yang dapat dibuka untuk aliran udara apabila menginginkan privasi dan keamanan.

Keunggulan: Tetap ada aliran udara bahkan bila pintu ditutup.
Kekurangan: lebih sulit dibersihkan dan harus memastikan pekerjaan mekaniknya halus dan dapat menghalangi pemandangan.

4.      Pintu Flush
Ini adalah pintu paling sederhana dari pintu-pintu yang ada. Ini karena permukaan pintu rata seluruhnya. Pintu flush biasanya digunakan untuk bagian dalam rumah dan dibuat dari fiberglass atau kayu.

Keunggulan : harga lebih murah dan sesuai dengan berbagai keuangan.
Kerugian : permukaan dapat tidak tembus cahaya.dan tanpa dekor, tidak cocok untuk pintu utama.



5.      Pintu Rel
Gaya pintu yang lebih tua ini dibuat dari serpihan kayu atau kompresan kayu. Sebutannya tergantung pada komponen-komponennya. Untuk komponen vertikal disebut stiles dan komponen horizontal disebut rel.

Keunggulan : konstruksi padat dapat menghalang suara dan menahan suhu dalam ruangan serta paling cocok untuk desain federasi atau rumah yang country.
Kekurangan : kurang cocok untuk interior desain contenporer serta permukaan padat tidak tembus cahaya

6.      Pintu Swing
pintu swing atau lebih sering disebut pintu kupu-kupu adalah jenis paling umum, pintu dapat berputar satu putaran sudut, dan kadang-kadang digunakan sepasang seperti pintu-pintu ditempat minum kecil yang anda dapat temukan didapur.

Keunggulan : engsel lebih mudah dipasang dibanding dengan rel dan lebih mudah untuk dirawat, tidak perlu rel untuk bantalan pintu.
Kekurangan : butuh rungan mengayunkan pintu untuk membuka pintu, mungkin sukar untuk mendapatkan dengan posisi tempat pintu.

7.      Pintu Geser
Pintu ini biasanya digunakan untuk menuju taman belakang. Kaca yang besar ventilasi bagus bila dibuka. Dorong yang padat dapat digunakan didalam rumah apabila ruang terbatas dan tidak cukup untuk pintu satu sayap. Sangat bermanfaat didalam kamar mandi. Pintu geser sering disebut pintu kantung karena digeser kedalam kantung dibalik dinding ketika pintu dalam posisi dibuka.

Keunggulan : memerlukan ruangan yang lebih sedikit dibanding dengan pintu satu sayap biasa dan pintu dorong dapat disembunyikan, memberikan satu kesan yang bersih dan rapi.
Kekurangan : harus mempunyai struktur bantalan beban kuat diatas untuk menggantung, dapat dilepas dari rel pengaman dan rel pintu susah untuk dipasang.

2.    Jenis Jendela
Jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bukaanya, jendela yang terpasangnya mati tidak terbuka sama sekali, akan memberikan tingkat kekedapan terhadap cuaca paling besar. Jendela yang terbuka untuk ventilasi, pembersihan dan jalan keluar darurat mempunyai daun-daun jendela yang membukanya dengan cara disorong, diayun atau diputar.
Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela.
a.    Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
b.    Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara horisontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.
c.    Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.

Berdasarkan cara pembukaan jendela dibagi atas:
a.    jendela yang dipasang mati dalam kusen

b.   jendela dengan daun jendela yang dibuka kedalam atau keluar

c.    jendela dengan daun pintu yang dibuka dengan digeser ke atas/kebawah

d.   jendela dengan kaca-kaca krepyak (terpisah kecil-kecil)

e.    jendela dengan daun yang dibuka dengan diputar dalam sumbu horisontal

f.    jendela dengan daun seperti dibawah ini biasanya dibuka kedalam agar tidak tampias hujan

g.    jendela dengan daun dibuka dengan engsel diatas yang cukup populer

h.   jendela dengan daun sorong ke samping


Tidak ada komentar:

Posting Komentar