Black Angel

Jumat, 24 Juni 2011

KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP


KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluanperlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
1.   Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
2.   Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
3.   Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
4.   Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.

Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain :
1.      bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
2.      Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
3.      tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4.      tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5.      tidak mudah terbakar
6.      bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang
7.       awet.

D.    Macam – Macam Tipe Atap

     Macam-macam tipe atap antara lain :
1.    Atap datar (platdak), biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang.
Gambar 1: Atap datar (platdak),
2.    Atap strandar (lessenaar), terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda.

Gambar 2: Atap strandar (lessenaar),
3.    Atap pelana (Zadeldak), terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.
http://1.bp.blogspot.com/_wC8_9aR_6uE/TFHNXhcLdHI/AAAAAAAADaY/ut23dUjZyTo/s320/atap+pelana.JPG
    Gambar 3: Atap pelana (Zadeldak)

4.    Atap perisai (schildak), merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.
     
   Gambar 4: Atap perisai (schildak)

5.    Atap tenda (tentdak), biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.

             
Gambar 5: Atap tenda (tentdak)

6.    Atap Gergaji
Atap ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Atap ini
bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.

Gambar 6: Atap strandar (lessenaar)

7.    Atap Setengah Bola ( Kubah )
Bentuk atap melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk
bangunan masjid dan gereja.

Gambar 7: Atap Setengah Bola ( Kubah )

8.    Bentuk Atap Joglo
atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atpnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat

   Gambar 8: Atap Joglo

9.     Atap Minangkabao
Atap minangkabau seolah – olah berbentuk tandukpada tepi kanan dan
kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra
     
          Gambar 9: Atap Minangkabao

10.                      Atap mansard
Bentuk atap ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, kerna sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.

Gambar 10:  Atap mansard

11.                       Atap Menara
Bentuk atap menara sam dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan – bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.

Gambar 11: Atap Menara


12.                       Atap Piramida
Bentuk atap ini terdiri lebih dari empatbidang yang sama bentuknya.
Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya
Gambar 12: Atap Piramida

Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1.      Tinjauan terhadap ikllim setempat
2.      Bentuk keserasian atau
3.      Fungsi dari bangunan tersebut
4.      Bahan penutup atap mudah diperoleh
5.      Dana yang tersedia

F.     Kemiringan Atap
Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud :
1.   Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil.
2.   Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
3.   Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim. Dan bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil dan ringan.
Hubungan antara jenis bahan penutup dengan Besar-kecilnya sudut lereng (kemiringan) atap.
NO
Bahan Penutup Atap
Sudut Kemiringan atap
1
Beton
1 – 2
2
Kaca
10 – 20
3
Semen Asbes
15 – 25
4
Seng
20 – 25
5
Genteng
30 – 40
6
Sirap
25 – 40
7
Seng, Ijuk
>= 40
        Catatan: semua ukuran sudut dalam satuan derajat
G.    Macam-Macam Penutup Atap
1.    Atap sirap                                                    
a.       Sirap kayu
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25 tahun hingga selamanya. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah rumah bergaya country dan yang menyatu dengan alam.
  
Gambar 1.a: Atap SirapKayu





b.      Sirap aspal
 Sebuah sirap aspal adalah jenis atap sirap . Mereka adalah salah satu atap yang paling banyak digunakan meliputi karena mereka relatif murah dan cukup mudah untuk menginstal.
Gambar 1.a: Atap Sirap Aspal

2.    Genteng
a.    Genteng tanah liat tradisional
Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya. Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring waktu yang berjalan. Biasanya akan tumbuh jamur di bagian badan genteng.

Gambar 2.a: Atap Genteng Tanah Liat Tradisional


b.   Genteng Keramik
Bahan dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa 20 – 50 tahun dapat ditanyakan ke distributor. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.
[Image: Genteng_Keramik_Beton_Metal_Jatiwangi_Ka...an_dll.jpg]
Gambar 2.b: Atap Genteng Keramik

c.    Genteng beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air.
Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40tahun.
Gambar 2.c: Atap Genteng Beton

d.   Genteng Aspal
Bahan meterial yang satu ini dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.
Gambar 2.d: Atap Genteng Aspal

e.    Genteng Metal
Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m.
Gambar 2.e: Atap Genteng Metal

Adapun caran pemeriksaaan genteng yang baik, dilapanga sebagai berikut :
a.    Tinjauan terhadap Pandangan luar :
1.    Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itu dipukul, maka akan terdengar suara yang nyaring.
2.    Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh permukaannya.
3.    Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-lekuk.
4.    Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan berukuran sama.

b.    Tinjauan Terhadap Berat rata-rata.
Untuk mengetahui berat rata-rata genteng dapat dilakukan dengan jalan penimbangan, ambil contoh sampel 6 buah genteng dari tumpukan tiap-tiap jenis yang diperkirakan dapat mewakili keseluruhan. Kemudian gentang ini ditimbang dan hasil beratnya masing-masing dijumlahkan dan dibagi rata-rata, maka hasil pembagian ini merupakan berat rata-rata

c.    Tinjauan terhadap rembesan
Sediakan sebuah genteng yang akan diperiksa dan sebuah kotak terbuka (kaleng) yang pada bagian sisi atas dan bawahnya terbuka serta semua sisi sampingnya tidak dapat tembus oleh air. Kotak ini direkatkan pada bagian atas permukaan genteng, selanjutnya dibagian luarnya diberi perekat lilin agar rapat air. Kotak ini diisi air kira-kira setinggi 6 cm. Setelah 3 jam lamanya dalam kotak, lalu bagian bawah genteng diperiksa apakah terjadi rembesan atau tetesan air. Catat dari 6 buah atau lebih genteng, berapakah yang tembbus air. Genteng yang baik tidak akan tembus air.








d.    Tinjauan terhadap penampang patahan:enteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah panjang dan melintang. untuk genteng yang baik akan terlihat seperti berikut :
Ø Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah sedikit kekuning-kuningan).
Ø Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama.
Ø Susunannya terlihat rapat dan padat Campurannya yang berasal dari tanah liat itu halus.

3.    Seng
Atap ini sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng berasal dari bahan pelapisnya.
Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an.Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.
             Gambar 3: Atap Seng
4.    Plat Beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Banyak digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Konstruksinya yang kuat memungkinkan untuk mempergunakan atap ini sebagai tempat beraktifitas. Contohnya menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi.
Maka perlu pengawasan pada pengecoran dan pemakaian waterproofing pada lapisan atsanya.
       
Gambar 4: Atap Plat Beton

5.    Plat Kaca
Pemakaian atap kaca semakin popular untuk mendapatkan penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasa dipakai pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela atau sebagai aksen yang melengkapi design sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan